PKG | Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja guru (PKG)
harus berdampak terhadap meningkatnya mutu lulusan satuan pendidikan.
Peningkatan mutu lulusan dapat diwujudkan dengan meningkatkan pemenuhan
standar isi, proses, penilaian atau pembelajaran. Oleh karena itu,
indikator dan target mutu lulusan ideal yang sekolah wujudkan menjadi
instrumen pengukuran efektivitas kinerja.
Pelaksanaan PKG secara ideal memiliki dua fungsi utama. Pertama, menilai kemampuan guru
dan menghitung angka kredit yang diperoleh guru dalam melaksanakan
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan.
Keberhasilan melaksanakan fungsi ini adalah meningkatnya mutu hasil belajar siswa.
Hasil penilaian menjadi bahan untuk merencanakan Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan (PKB)
agar mutu lulusan sesuai dengan mutu sumber daya manusia yang bahasa
Indonesia harapkan sehingga adaptif terhadap perkembangan global.
Fungsi yang kedua adalah untuk menghitung angka kredit yang diperoleh
guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah. Kegiatan penilaian kinerja
dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan
promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya.
Yang menjadi kekhawatiran sejak PKG dirancang yaitu tidak tercapainya fungsi PKG
yang barmakna terhadap peningkatan mutu hasil belajar siswa. Seperti
agenda-agenda besar penilaian angka kredit sebelumnya, pencapaian nilai
kredit yang tinggi tidak selalu memiliki dampak terhadap peningkatan
mutu pembelajaran.
Untuk meningkatkan pemahaman kita tentang pelaksanaan peningkatan kinerja guru, di bawah ini GP lampirkan PKG dan PKB.
- Buku 1 PKB Guru (399) [download]
- Buku 2 Pedoman Penilaian Kinerja Guru (400) [download]
- Buku 3 Pedoman Sosialisasi Permenpan 16 (611) [download]
- Buku 4 Pedoman PKB dan Angka Kreditnya (256) [download]
- Buku 5 Pedoman Penilaian Kegiatan PKB. (249) [download]
Sukses pelaksanaan PKG
perlu ditunjang dengan kesiapan pengetahuan dan keterampilan menilai
kinerja. Guru-guru perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
cukup mengenai tujuan penilaian, apa yang dinilai, bagaimana proses
pengukuran, siapa yang menilai, seperti apa hasil yang mungkin
diperoleh, dan bagaimana implikasi jika berhasil memperoleh nilai yang
memenuhi standar atau jika tidak memenuhi standar.
Pengetahuan dan keterampilan yang memenuhi kebutuhan untuk menilai juga
perlu dimiliki oleh penilain. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang
cukup memungkinkan setiap penilai untuk meningkatkan keyakinan dan
kepastian dalam menentukan penilaian.
Materi untuk meningkatkan pengetahuan dan melatih menilai tersusun dalam paparan lembar kerja berikut:
- Kegiatan 1_Game Kompetensi dan mekanisme PK Guru (355) [download]
- Kegiatan 2_Game PKG (252) [download]
- Kegiatan 3_Game Komponen dan Mekanisme PKB (262) [download]
- Kegiatan 4_Tugas Mandiri Pemahaman Konsep PKB (544) [download]
- Kegiatan 6_Pengamatan dan Pendeskripsian Aktivitas Guru dan Siswa revisi (269) [download]
- Kegiatan 7_Penggunaan Indikator Kinerja Guru (410) [download]
- Kegiatan 8_ Penggunaan Indikator Kinerja Guru dan Kompetensinya (297) [download]
- Kegiatan 9_Analisis PK Guru-Evaluasi (294) [download]
- Kegiatan 11_Identifikasi Kompetensi (326) [download]
- Instrumen Penilaian Kinerja Guru (441) [download]
- Perangkat Simulasi Verifikasi Penilaian Kinerja (284) [download]
- Bahan ujian (259) [download]
- Lampiran Petunjuk Penilaian Hasil Ujian (223) [download]
- RPP Geografi (255) [download]
Pelaksanaan PKG
Sistem penilaian yang efektif memerlukan kehandalan, yaitu kehandalan
instrumen yang valid, penilai memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memenuhi standar, dan cara melakukan penilaian yang tepat artinya
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Yang bertindak sebagai penilai kinerja guru pada tiap satuan pendidikan adalah kepala sekolah dan guru
yang telah terlatih melaksanakan penilaian. Menyambut penerapan sistem
PKG yang baru ini keraguan tentang satuan pendidikan akan dapat
menggunakan instrumen secara objektif sehingga akan menghasilkan data
yang terpercaya masih besar. Permasalahannya adalah apakah guru dan
kepala sekolah akan dapat berlaku objektif sehingga PKG benar-benar
berdampak terhadap peningkatan kinerja pendidikan.
Jika kita belajar dari sistem penilaian kinerja melalui penilaian DP3, angka kredit guru,
dan akreditasi sekolah, maka kita mendapat pelajaran bahwa penilaian
yang objektif berbasis data yang valid pada tiap satuan pendidikan itu
bukan hal yang mudah. Kendala utamanya adalah budaya penilaian yang
selama ini tumbuh ialah memenuhi syarat formalitas administratif.
Pengalaman menunjukkan seperti dalam penilaian angka kredit guru
sebelumnya, semakin sibuk guru meningkatkan peroleh nilai angka kredit
tidak serta merta meningkatkan mutu hasil belajar siswa. Bahkan, ketika
seminar dan pelatihan menjadi salah satu komponen penting dalam
mendukung peroleh angka kredit secara faktual memberikan dampak yang
kontra produktif terhadap peningkatan mutu hasil belajar siswa.
Tantangan terbesar dalam menerapkan sistem PKG
adalah menjaga objektivitas penilaian dan memastikan bahwa penilaian
kinerja berdampak terhadap peningkatan mutu belajar siswa. Kita perlu
lebih berhati-hati untuk menjaga objektivitas ini yang mengandalkan
kejujuran para penilai yang secara jelas adalah teman-teman guru. Dan,
menjaga agar guru agar tidak disibukkan dengan pemenuhan syarat formal
memenuhi prosedur dan bukti fisik mengajar sehingga lupa bahwa itu semua
dinyatakan baik jika berdampak positif terhadap meningkatnya mutu
lulusan.
0 komentar: